Kamis, 26 April 2012

INSOMNIA

NAMA   : AZARIAH KARTIKA
KELAS : 1 PA 07
NPM     : 10508034


INSOMNIA

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.

Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.

Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.

GEJALA INSOMNIA

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV), menunjukkan beberapa gejala dimana seseorang dapat didiagnosis sedang menderita insomnia karena faktor psikologis, yaitu:
  1. Kesulitan untuk memulai, mempertahankan tidur, dan tidak dapat memperbaiki tidur selama sekurangnya satu bulan merupakan keluahan yang paling banyak terjadi.
  2. Insomnia ini menyebabkan penderita menjadi stress sehingga dapat mengganggu fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting yang lain.
  3. Insomnia karena faktor psikologis ini bukan termasuk narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, gangguan ritme sirkadian atau parasomnia.
  4. Insomnia karena faktor psikologis tidak terjadi karena gangguan mental lain seperti gangguan depresi, delirium.
  5. Insomnia karena faktor psikologis tidak terjadi karena efek fisiologis yang langsung dari suatu zat seperti penyalahgunaan obat atau kondisi medis yang umum.

Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia. Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.

Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.


PENYEBAB INSOMNIA

Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.

Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur. Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.

Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur. Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
•       Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
•       Bekerja pada malam hari.
•       Sering berubah-ubah jam kerja.
•       Penggunaan alkohol yang berlebihan.
•       Efek samping obat (kadang-kadang).
•      Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
   
DAMPAK INSOMNIA

Dampak insomnia dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan, yaitu:
1.    Depresi
2.    Kesulitan untuk berkonsentrasi
3.    Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu
4.     prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan
5.    Mengalami kelelahan di siang hari
6.    Hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk
7.    Meningkatkan risiko kematian
8.    Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan
9.    Memunculkan berbagai penyakit fisik
Dampak insomnia tidak dapat di anggap remeh, karena bisa menimbulkan kondisi yang lebih serius dan membahayakan kesehatan dan keselamatan. Oleh karenanya, setiap penderita insomnia perlu mencari jalan keluar yang tepat.

CARA MENGATASI INSOMNIA

Apa saja terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia? Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, yaitu:
1 CBT (Cognitive Behavioral Therapy) : CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
2.    Sleep Restriction Therapy : Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita insomnia.
3.    Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
4.    Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
5.    Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
6.    Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.

Banyak di antara para penderita insomnia karena factor psikologis yang menggunakan obat tidur untuk mengatasi insomnianya. Namun penggunaan yang terus menerus tentu menimbulkan efek samping yang negative, baik secara fisiologis (efek terhadap organ dan fungsi organ tubuh) serta efek psikologis. Logikanya, insomnia yang disebabkan factor psikologis, berarti factor psikologis itu lah yang harus di atasi, bukan symtomnya. Kalau kita hanya focus mengatasi simtom-nya dengan minum berbagai obat tidur, maka ketika mata terbuka, masalah akan datang kembali, bahkan akan dirasa lebih berat karena dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi pada akar masalah.

Perlu diketahui, bahwa keberhasilan terapi tergantung dari motivasi si penderita untuk sembuh sehingga si penderita harus sabar, tekun dan bersungguh-sungguh dalam menjalani sesi terapi. Selain itu, sebaiknya terapi yang dilakukan juga diiringi dengan pemberian terapi keluarga. Hal ini disebabkan, dalam terapi keluarga, anggota keluarga si penderita dilibatkan untuk membantu kesembuhan si penderita. Dalam terapi keluarga, anggota keluarga si penderita juga diberi tahu tentang seluk beluk kondisi si penderita dan diharapkan anggota keluarganya dapat berempati untuk membantu kesembuhan si penderita.

DURASI TIDUR dan KEMATIAN

Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.


KESIMPULAN :

Dengan penjelasan, gejala, dampak, faktor, solusi dan contoh kasus tentang  insomnia diatas.  Saya sebagai penulis ingin menyampaikan bagi semua yang membaca tulisan saya ini terutama bagi mahasiswa dan mahasiswi Universitas Gunadarma. Untuk bisa mengontrol aktivitas atau tuntutan pekerjaan yang membuat anda menjadi sibuk sehingga lupa waktu untuk istirahat. Dari situ lah hal kecil gejala insomnia timbul, maka buatlah  manajemen waktu anda terhadap aktivitas dan pekerjaan yang menyibukkan anda, sehingga bisa terhindar dari insomnia.
Referensi yang saya dapat berdasarkan web terpercaya, saya hanya ingin siapapun yang membaca tulisan saya dapat bisa memahami, mengerti, dan dilakukan (jika individu tersebut ingin melakukan melawan insomnia) bahwa insomnia jangan dianggap hal kecil atau masalah kecil. Karena jika dibiarkan, insomnia bisa membuat fisik individu menjadi lemah akan kesehatannya (gangguan kesehatan atau sakit), secara psikis kognitifnya (berpikirnya) terganggu, motivasi serta semangat menghadapi sesuatu jadi kurang bisa terkontrol, dan sebagainya.

Dengan ini saya juga ingin meminta maap apabila ada oknum tertentu yang tersinggung dengan tulisan saya, saya tidak ada maksud seperti itu dan disini hanya ingin memberikan tulisan mengenai insomnia dan ruang lingkupnya, kenapa saya membuat tulisan tentang insomnia, karena saya terinspirasi dari pengalaman saya yang kurang mengenakan yang pernah mengalami insomnia selama lima tahun dan bisa sembuh ketika saya menjalani CBT (Cognitive Behavioral Therapy) disamping itu keluarga terutama kedua orang tua saya juga selalu mendukung, memberi semangat, serta motivasi saya untuk sembuh. Mudah – mudahan pengalaman insomnia yang  pernah saya alami bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa insomnia berdampak buruk psikologi dan fisik manusia, dan dari sekarang tidak ada salahnya kita mencegah itu.

Terima Kasih



SUMBER REFERENSI :
  • http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1315&bih=540&sclient=psy-ab&q=fakor+tejadinya+insomnia&oq=fakor+tejadinya+insomnia&aq=f&aqi=&aql=&gs_nf=1&gs_l=serp.3...37619.50026.0.50312.51.35.10.1.1.0.469.9975.2-14j11j6.42.0.vbZ5Ww7Z3Dc&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=e273d50ece17367a
  • http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=insomnia&source=web&cd=1&sqi=2&ved=0CDUQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FInsomnia&ei=hviXT5CWPI6jiAf6uNnuBQ&usg=AFQjCNHu8Uef8CrN4dXBr8kb1nbwT-RO1w&cad=rja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar