Jumat, 07 Januari 2011

MERAPI
Disusun oleh :
Ayu cikita maretri 10508276
Alfi reza 10508010
Azariah kartika 10508034
Farrah Fatiya 10508076
Eka Sri sugiyanti 10506071

KITA UNTUK MERAPI
A. GUNUNG MERAPI
Gunung merapi adalah salah satu gunung berapi yang aktif . Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
B. PENANGANAN TERHADAP KORBAN GUNUNG MERAPI
Penanganan yang perlu dilakukan terhadap korban gunung berapi antara lain :
1. penanganan terhadap kondisi fisik korban gunung merapi
kondisi fisik korban bencana gunung merapi sangat perlu diperhatikan, karena banyak korban- korban yang mengalami luka-luka dan tubuhnya terbakar oleh semburan lava dari gunung merapi atau biasa disebut dengan “wedus gembel”.
Dalam hal ini tenaga medis yang ahli harus ikut turun tangan dalam membantu mengobati para korban.
2. penanganan terhadap kondisi psikologis
Menurut Gist & Lubin,1989. aspek-aspek psikologis dari bencana yaitu bagaimana mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana, baik yang berskala kecil maupun besar , baik yang disebabkan oleh lingkungan buatan seperti; kebakaran, bangunan runtuh. Ataupun bencana lingkungan alam seperti ; banjir, gempa bumi, tsunami dan gunung berapi. Dan bagaimana memulihkan kembali para korban yang telah mengalami bencana tersebut dan hal ini berkaitan dengan perilaku korban sebelum dan sesudah bencana
para korban bencana cendrung sering mengalami gangguan psikologis, dimana para korban sering mengalami trauma ataupun gangguan kecemasan akibat kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan yang telah merebut kerabat-kerabat terdekat bahkan orangutua dan anak-anak mereka. Jika hal ini tidak ditangani akan berakibat fatal terhadap masa depan para korban terutam anak-anak sebagai penurus banga.
Yang terpenting dalam menangani para korban yaitu mengembalikan keceriaan dan perilaku korban agar tidak trauma ataupun cemas. Dalam hal ini yang diperluka untuk iktu serta adalah para relawan-relawa yang bersifat altruisme dan kita sebagai psikolog.
Ada beberapa cara dalam menangani kondisi psikologis para korban, yaitu :
terapi bermain
Terapi ini bertujuan untuk menghibur para korban, terutama korban yang masih kecil-kecil dan membantu melupakan sejenak apa yang telah terjadi pada mereka, melupakan rasa kehilangan mereka terhadap keluarga-keluarga yang telah meninggal akibat bencana tersebut, mengembalikan kegembiraan dan keceriaan mereka agar tersenyum kembali tanpa ada air mata.
hiburan-hiburan
hiburan yang diberikan terhadap korban bencana bisa seperti sarana bermain ataupun membuat acara-acara musik kecil untuk mengajak anak-anak kecil korban bencana tersebut ikut bernyanyi dan bermain bersama-sama.Hal ini mungkin akan cukup membantu mereka dan membuat mereka merasa terhibur.
fasilitas belajar atau pendidikan
fasilitas tersebut sangat diperlukan untuk meneruskan pendidikana mereka yang terhambat akibat bencana merapi, mereka harus tetap berkembang dan bisa menjadi penerus bangsa nantinya.
Dengan adanya fasilitas belajar ataupun pendidikan, mereka para korban bencana yang masih kecil dapat berkumpul juga dengan teman-teman sebaya mereka dan otomatis mereka tidak akan terfokuskan hanya kepada kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup mereka.
3. penanganan terhadap kondisi ekonomi
banyak diantara korban bencana yang kehilangan harta benda mereka, terutama tempat tinggal mereka. Para korban tentu membutuhkan uluran tangan para pendonor dana ataupun relawan-relawan yang bersedia meringankan beban mereka dengan menyumbangakan sedikit harta benda merka seperti; pakaian yang masih layak pakai, sembako, air mineral dan lain sebagainya.
Namun dalam hal ini, pemerintah yang sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi perekonomian mereka. Pemerintah bisa menderikan perumahan kecil sebagai pengganti rumah mereka yang ikut hangus terbakar akibat letusan tersebut. Pemerintah membangun dan menyediakan tempat tinggal bagi para korban dari tiap satu anggota kelurga mendapatkan satu rumah untuk mereka tempai kelak.
C. RELOKASI TERHADAP KORBAN BENCANA MERAPI
Relokasi atau tempat tinggal sementara yang baik adalah tempat yang bisa menampung semua para korban, salah satunya di tempat lahan yang luas yang memiliki fasilitas yang memadai seperti ; dapur umum, wc atau toilet, sarana air bersih, dan tampat tidur yang layak bagi para korban. Contohnya ; gereja, masjid, sekolah-sekolah,aula dan lain sebagainya.
Namun untuk tempat tinggal (rumah), pemerintah yang harus menyediakan untuk para korban bencana gunung merapi.



Kesimpulan
Kami harapkan semoga ini dapat bermanfaat dan sedikit membantu meringankan sedikit beban mereka para korban dan juga memeberikan solusi atau menyumbangkan ide-ide kami bagi semua pembaca.